Tulisan Ini Hanya Untuk mengisi kekosongan, sekalian aq ngeluarin ide dikepalaku yang uda dari tadi siank numpuk. cerita ini aku karang, tadi selepas aku pulang sholat isya Barusan. ketika dijalan aku ngeliat anak kecil sambil membawa kantong plastik berisi kerupuk yang digoreng yang uda dibungkus rapi. aku kasian, tapi imajinasiku langsung bermain dikepala. usul-punya usul dalam 15 menit siaplah cerita ini di otakku. Meski sedikit berbeda. imajinasiku yang membuatnya. kini tinggal aku tumpahkan saja cerita ini ke tulisan blog ini. mudah-mudahan bagus ya:)
***************************************************************************************
Hari Ini hari libur, tak biasanya aku duduk dirumah. pagi ini cahaya matahari bersinar terang sekali, membangunkan segenap umat manusia yang ingin melakukkan aktifitasnya. aku boncel. orang-orang menyebut namaku demikian. aku tak tau darimana asal usul nama itu. tapi memang dari kecil aku memiliki sedikit luka dikepala. walhasil terjadilah revolusi besar dengan namaku. aku masih masih bersekolah di tingkat pertama. hari ini hari libur. biasanya jam segini aku sudah berangkat ke sekolah. Tapi karena ini hari libur aku tetap bangun pagi, sekalian sholat subuh. pagi ini emak bangun lebih awal. sudah beberapa hari ini emak sakit. untuk berobat kami tak memiliki biaya. ayahku telah meninggal waktu usiaku menginjak 5 tahun. waktu itu ayah pergi bersama 2 orang yang tiba-tiba datang menjemputnya dirumah. padahal waktu itu emak sedang mengandung adik keduaku. malam itu ayah pergi, dan sampai hari ini ayah tak kunjung pulang. 2 minggu lamanya, akhirnya ayahku ditemukan diselokan sedah menjadi mayat. ah kejadian itu sudah cukup lama untuk diingat. sekarang intinya aku harus menatap masa depanku untuk membahagiakan Emakku. Sudah 2 hari emak tak berjualan kerupuk goreng karena sakit. aku tak diizinkannya untuk menjual gorengan-gorengan itu. emak berpendapat agar aku selalu sekolah, tak usah memikirkan bagaimana kita makan. maka dari itu ini kali pertamanya aku membantu emak berjualan. Jam menunjukkan pukul lima pagi. ayam-ayam berkokok membangunkan umat manusia yang masih terlelap terbuai mimpi. aku bangun dan langsung mengambil wudhu. dari belakang kulihat emak sedang menggoreng kerupuk untuk dijual. selesai sholat aku berdoa, semoga hari ini aku bisa membantu emak, dan membawa uang halal untuk mengobati emak. dan kututup doaku dengan sholawat. aku langsung beranjak kebelakang. dan membantu emak membukus kerupuk agar rapi dan bersih. hari ini biar aku yang menjualnya ya emak. Tanyaku. emak mengangguk. sungguh luar biasa wanita ini. dulu ia sangat cantik, kini wajah cantik dan ayu itu terusik oleh keriput yang mulai datang di rentan usianya. namun walau bagaimanapun bentuk rupanya, emak tetap emakku nomor 1 di dunia ini. setelah selesai, aku menyusun kerupuk emak. dan pagi ini aku siap menjualnya. Aku pamit, dan mengisi sarapanku, dengan nasi putih ditemani tempe gorengyang lezat buatan emal. aku menyalam tangan emak, dan meminta doanya, semoga rezeki hari ini banyak dan aku bisa membawa emak kerumah sakit. Jalanan sepi, namun panasnya kota hampir membuat kepalaku pusing. aku berjalan dari terus menerus, Menawarkan dengan siapa saja, agar mau membeli kerupukku. Cuaca semakin menjadi panas, membuat jalanan semakin sepi, karena orang-orang malas untuk berjalan keluar. aku duduk di pinggiran halte kota. dan melihat kerupuk emak yang masih tersusun rapi. tak satu pun aku menjual dagangan emak. Ya Allah beginilah pekerjaan emak sehari-hari. sungguh aku haru benar-benar menjadi orang sukses. panas semakin menadi, aku masih terus duduk melindungi diriku. namun tiba-tiba aku teringat emak yang sekarang sedang dirumah dengan adikku. ah kenapa aku duduk! gumamku. aku harus segera menjual kerupuk-kerupuk ini. aku kembali berjalan. lampu merah menjadi targetku. aku menawarkan dari satu mobil ke mobil yang lainnya. dari satu sepeda motor, sepeda bahkan tukang becak. tapi tak satupun diantara mereka tertarik dengan kerupuk buatan emak. aku kelelahan. aku kembali menunggu lampu merah selanjutnya. dan begtu seterusnya. sampai akhirnya adzan dhuhur menghentikan aktifitasku. kulepas semua penatku dengan berwudhu, dan aku sholat sembari berdoa dengan Allah. Memohon belas kasihannya. aku tak berhenti berputus asa, dan selalu berusaha. karena Allah selalu berada dengan orang-orang yang mau berusah. aku memegang prinsip itu. selesai sholat kurebahkan badanku di mesjid yang sejuk ini. menatap langit-langit yang kosong, dihiasi kaligrafi tulisan arab yang cantik. sungguh Maha Besar Allah Ini, Gumamku Dalam Hati. Aku kembali Bangkit dan kembali menggendong daganganku. aku berjalan terus menerus mengikuti arus orang ramai. matahari dengan setia membakar semangatku. kini cuaca semakin panas. aku merasa lapar, tapi teringat wajah emak yang kini sedang terbaring lemas. semangatku kini kembali membara. aku duduk di emperan jalanan. aku mulai berbicara sendiri memohon petunjuk Yang Maha Kuasa Dengan Kondisi Ini. Aku menghela Napas Panjang. Banyak Orang Lalu Lalang didepanku, mereka semua Cuek, Tak Mau Pedulu Sibuk Denga Urusannya Masing-masing. Kusederrkan Tubuhku Di dinding Toko Reot Yang tak berpenghuni ini. kutatap langit yang semakin senja. ah sungguh hari yang melelahkan. aku sangat sedih jika dagnaganku hari ini tak terjual sedikitpun. padahal aku tadi telah berjanji agar pulang membawa uang untuk emakku. Magrib Telah Tiba, Daganganku Masih Tak satu Pun terjual. Kini Semnagatku Mulai Hilang. Ya Allah, Apa Yang harus kulakukkan. Kini tak satupun Rezeki Yang Kuterima Hari Ini. Aku terduduk Lemas Dipintu Mesjid tempat aKu sholat Dhuhur Dan ashar Tadi. Adzan Magrib Berkumandang, Ah Kini Aku telah Dipanggil Untuk Sholat. kuletakkan Daganganku Dipintu Depan Masjid. Akupun Berwudhu seraya Berharap Semoag Rezeki Malam Ini lebih Baik Lagi. Kulakukkan sholat magrib dan isya denga khusyu. selesai sholat aku memohon dengan Penguasa Bumi agar Diberi Pentujuk Untu Mengobati Emakku. " Ya Allah, Padamu Aku Bersujud Dan Memohon Ampun. Aku Hanya Hambamu Yang Hidup Untuk Mengabdi DenganMu Allah. Izinkanlah Malam Ini Aku Memperoleh Rezeki Untuk Mengobati Ibuku" Aku bersujud Seraya Melanjutkan Harapanku. Smoga Allah Mengambulkan Doaku. Amin. Aku melangkah Keluar, Dan berniat Untuk kembali Menjual Daganganku, walaupun cuma Laku satu, alhamdulillah, setidaknya emak bisa membeli tempe untuk makan besok. Aku duduk Dan mengemasi Kerupuk emak. Ketika Hendak Melangkah, Seorang Bapak Menepuk Bahuku. Aku Terkejut. Aku langsung Bertanya. " Ada apa Pak" tanyaku. Bapak Itu tersenyum sembari berkata " ah Kebetilan Sekali, Istriku Mengadakan Sykuran Malam Ini, Tapi Dia Lupa Menggoreng kerupuk sebagai pelengkap Makanannya, Berapa Harga Satu Bungkus KerupukMu Anak Muda?" Tanya Bapak Itu. Aku menjawab Sekenanya, " 2 ribu sebungkus pak" Jawabku. Ia manggut-manggut. "baiklah Ini Uang Untukkmu, Aku Belii semua Kerupukmu, Sebelum Itu aku ucapkan Terima kasih ya, karena Kerupukmu, Istriku Bisa Melajutkan Acaranya" Ia Mengeluarkan 2 Lembar Uang Merah Seratusan. Aku Langsung Mengucapkan Terima Kasih. Aku melangkah Denga Perasaan Campur Aduk. Ya Allah Begitu Cepatnya Proses Engkau MemberiKu rezeki. Baru saja Aku memohon Dengamu, Dalam Hitungan Detik, Rezekiku langsung Tiba. Allah Hu Akbar, Allah Maha Besar. Aku bersujud Syukur. sungguh Maha Suci Allah Atas Segala KekuasaanNya. Tal sabar rasanya ingin segera pulang dan memberi tahu rezekiku ini. Emak besok kita akan ke dokter. Allah Mengabulkan Doamu Emak. Aku pulang Dengan Perasaan Senang dan Bersyulkur. Allah Hu Akbar. Allah Memang Maha Besar. Aku bersyukur Tiada Henti-hentinya. Dan malam itupun Dzikir Mengiringi Langkahku Pulang kerumah....
0 comments:
Posting Komentar
don't talk empty talk! that's my role!