Pages

Sabtu, 13 Maret 2010

Ketika Nyawa Terpisah Dari Tubuhku

::Catatan Perjalan Anak Manusia Sebelum Akhirnya Ia Pergi Menghadap Yang Maha Kuasa, Dia Akan Selalu Menjadi Sahabat TerbaikKu selamanya….::

Langkahku Masih Kuat Untuk Menopang Tubuhku Yang Tak seberapa ini. Aku Masih Berjalan, Aku Masih bisa melakukkan banyak hal. Aku tak mau menyia-nyiakan waktu terbaikku sebelum aku pergi menghadapNya. Kulakukkan Apapun yang aku inginkan. Aku suka Ice cream, maka hari ini aku membelinya berulang kali, merasakan enaknya rasa coklat, menikmati setiap sentuhan segar dari es tersebut. Aku kembali berjalan dan berjalan, melihat apa yang bisa kuliat, memegang apa yang pantas kupegang. Aku suka menonton, maka hari itu kumaksimalkan untuk masuk 3 theather , yang saling bergantian. Mulai dari Film Action, Horror Dan Fantasy. Sungguh Indah Hari ini, sungguh Menyenangkan Hari ini. Aku tak mau menyiakan hari ini. Belum tentu besok aku bisa seperti ini. Aku suka membeli buku, maka hari ini aku memuaskan Hasrat untuk membeli Buku. Belanjaan semakin banyak. Aku ingat aku suka Jam Tangan, maka aku pun langsung Membeli Jam Tangan kesayanganku Alexander Christie. Semuanya Sudah Lengkap. Ahh Puas Rasanya Aku Bisa Melakukkan Hal Ini. Aku Duduk Karena Kelelahan. Menatap Ke Langit-langit , Melihat Hiasan Bintang Berkedip Dengan Indahnya. Tempat Ini Begitu Besar. Bangunannya Tangguh 4 Lantai, Siapa Yang Membuatnya Ya? Ah pertanyaan Bodoh, Jika Aku Bertanya Pun, Pasti tak ada Yang Menjawab, Maka aku Pun Melupakannya. Aku pulang Dengan Rasa Bahagia, Puas Dan Senang. Hari Ini hari terbaikku Sepanjang Masa, Melampiaskan Hobiku Yang Sangat Aneh. Malam Ini Kucurahkan Semuanya Di Blog Ini. Kuceritakan Semua Apa Yang terjadi Hari Ini. Kurasakan Keindahan Alam Ini, Kunikmati Tiap Detik Waktu yang DiberikanNya, Kuamalkan Setiap Langkahku Untuk Kebaikan. Ah Belanjaan Ini Terlalu Banyak Untuk Kugunakan Sendiri. Aku membeli Baju Kaos Banyak Sekali, Baju Kemeja Juga Celana. Mau Kuapakan Ini? Ah ini karena Nafsuku Begitu Besar, sehingga Jadi Mubazir Seperti Ini. Ah sudahlah Aku Akan Menghubungi Temanku, supaya Besok Ia antarkan Ke suatu Tempat. Aku Pun Tidur. Malam Semakin Larut, Aku Gelisah, Karena Bermimpi Aneh, Aku Terbangun. Maka Aku Langsung Sujud Melakukkan Sholat Tahajud. Aku Berdoa Semoga Semua Ini Baik-baik saja. Selesai Sholat. Kunyalakan Laptopku, dan aku mulai menulis melanjutkan bait demi bait untuk merampungkan catatan ini. Akhirnya aku tak sanggup lagi. Malam itu kuhubungi Bimo Sahabatku, Agar Besok Ia datang dan mengambil baju-bajuku untuk diantarkan Ke tempat Tujuan itu. Ia bertanya “ Akan kuatar Kemana?” Aku tak menjawab, kukatakan saja, besok ada sebuah catatan, tolong kau antarkan dan jangan lupan lanjutkan ccerita ini. Akupun menutup panggilan itu. Fajar Telah Datang menghampiri, Subuh Telah Datang, saatnya Melakukkan Sholat Wajib. Aku Berdoa, Dan aku menutup dengan sholawat. Aku merebahkan Badanku, dan memikirkan Mimpi Aneh Itu, Ah Mungkin Itu memang Benar, Maka Aku persiapkan Diriku. Aku berwudhu, dan kembali tidur Diatas Kasurku. Kepalaku Sakit, Rasanya Mau Pecah. Kupejamkan mata. Dan pada saat itu aku benar-benar seperti berada dialam bawah sadar, aku berbicara dengan anggota tubuhku. Masing-masing dari mereka memohon izin dariku agar tetap tenang aku mengangguk. Dari kejauhan Kulihat Ada cahaya terang, tapi aku tak tahu itu siapa, maka aku hanya diam saja. Ada Yang aneh didiriku, Aku merasakan Mati rasa Diarea Kedua Kakiku, namun aku berusaha tetap tenang saja. Dan pada saat bersamaan Bagian Badanku Total Kaku, dan Tak merasakan Apa-apa, Semuanya Jadi Dingin Dan Berhenti Bekerja. Apa Yang terjadi? Bukankah Aku hanya Tertidur saja. Aku mendengar Lantunan Ayat-ayat suci yang bergema, namun aku tak bisa membuka Mataku. Aku diam Diposisiku. Akhirnya InilahPuncak Dari Tidur Singkatku. Ketika Nyawa Ku Hendak Pergi Dari Ragaku, Aku mendegar Jelas, Bahwa Ia Berpamitan Denganku, dan entah Bagaimana aku Bisa dengan Tenang Menjawab. “Wahai Hidung, Mulut, Mata, Telinga dan Lidah, Aku Izin Pamit Untuk Kembali KepangkuaNya, Maka Dari itu Izinkanlah Aku Keluar” Semuanya Setuju. Aku Tak Merasakan Apa-apa Ketika Aku Pergi Meninggalkan Ragaku. Kini Ragaku Telah Diam Membisu Di Atas tempat Tidur Kesayangaku. Maka Disitulah Aku Baru Bisa Melihat Ternyata Banyak Orang Disekelilingku Yang sedang Memberiku semangat dengan membacakan lantunan Ayat-Ayat Al-Qur’an. Sekarang Aku Tau, Kini Aku Telah Pergi Dari Alam Ini. Dan Aku tahu siapa Cahaya Putih Yang bersinar Tadi. DiaLah Malaikatku. Kini Aku Bersamanya, Pergi Menghadap Sang Maha Kuasa. Aku Meninggalkan Mereka Semua, Mereka Yang sayang Denganku, Maka Aku Tak sempat Berpamitan. Aku semakin jauh, terus jauh dan mereka semua hilang dari pandanganku dan kini aku berada di tempat yang asing. Terima Kasih untuk semuanya. Aku Meneteskan Air Mata Ketika Harus Menulis Catatan Ini, Dia Telah Pergi, Namun Catatan Ini Harus Aku selesaikan, Aku Telah Berjanji Dengannya. Aku Menangis Sejadi-jadinya, Mengingat Kenangan-kenangan Manisnya. Janjiku Sudah Tuntas, Aku telah Menyelesaikan Catatan Ini. Catatan yang memilukan Ini, Catatan yang hampir membuat Aku terus Larut dalam kesedihan. Hasil Diangnosa Dokter, ia Mengalami Pecah Pendarahan Otak. Aku tertunduk Lemas Ketika Melihat Amplop itu terselip Diantara Buku-buku Kesayangannya. Ia tak pernah bercerita tentang penyakitnya.Dan aku baru tau, inilah rahasia terbesar yang selalu ia simpan. Ia selalu tersenyum meski sedang ada masalah sekalipun, ia tetap tetawa meski penyakit telah menggerogoti tubuhnya. Aku bangkit Dan Menggantar Baju-baju ini keSuatu tempat yang alamatnya tertera dicatatan itu, kau tau dimana? Aku harus mengatar baju ini ke panti asuhan. Kamar Ini Menjadi Kenangan Manis Selama Aku bersahabat dengannya. Semuanya Masih tetata Dengan rapi meski ia telah pergi 2 minggu yang lalu. Semua benda kesayangannya masih tersusun rapi. Kungenggam jam tangan kesayangannya, lalu kuletakkan kembali diposisi semula. Kumatikan laptop, aku pun melangkah keluar, kutup pintu kamarnya, kini aku relakan ia pergi. Meski kenangan itu masih jelas membekas dalam pikiranku. Aku hanya Ingin Bilang. Sampai Kapanpun Kau Tetap Sahabatku Dido… (Eza Az Thebez Strontian)

0 comments:

Posting Komentar

don't talk empty talk! that's my role!