Pages

Selasa, 23 Maret 2010

Janjiku

0 comments

Aku berjanji sampai kapanpun, pendidikan tetap menjadi prioritas utamaku, pondasi kuatku untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Meski karirku kini menanjak, akan kuusahakan membagi waktuku. Itu janjiku

Malam ini begitu dingin dan sepi tak seperti malam-malam sebelumnya. Bintang seakan sembunyi tak ingin keluar menghiasi awan-awan yang gelap. Angin berhembus dingin, berbeda dari hari sebelumnya. Aku miko yang masih berstatus pelajar di salah satu sekolah yang ada dikotaku. Malam ini aku terus berdoa dan berdoa semoga Allah memberikan perlindungannya untuk ayahku yang sedang kritis didalam rumah sakit ini. Malam ini aku merasakan firasat yan tak biasanya, firasat aneh yang terus menerus membuat perasaanku kacau balau. Aku bersujud memohon ampun atas kesalahan yang dilakukkan oleh ayahku, aku memohon semoga Allah memberikan jawaban terbaik dari setiap untaian doa yang aku panjatkan. Seminggu lamanya ayahku tertidur pulas di rumah sakit ini, tertidur dengan pulasnya, bibirnya yang kecil menyunggingnya senyuman arti kedamaian. Dialah ayahku, pemimpin rumah tangga dikeluargaku. Teringat masa kecilku yang indah, ketika pertama kali aku dilahirkan, ayah dan ibu sangat senang menyambutku sebagai anak pertama dari keluarga kecil bahagia ini. Ayah adalah sosok pemimpin yang sangat luar biasa dimataku. Kutatap langit-langit yang kosong sambil kuhirup nafas panjang. Kubelai lembut rambut adikku yang sedang tertidur pulas disampingku. Dia andi, umurnya masih enam tahun, dialah anugrah Yang diberikan Allah yang selalu membuat hari-hari keluarga kami dihinggapi tawa, senyuman juga kebangaan karena andi merupakan anak yang cerdas. Ayah mengidap penyakit kanker otak, namun berkat kehadiran andi, hari-hari ayah sering dilalui dengan kebahagian dengan segala tingkah lucu yang dimainkan oleh adikku ini. Sungguh Anugrah yang sangat indah yang diberikan Allah untuk keluarga kecil kami ini. Kupeluk erat adikku yang sedang tertidur pula situ, seraya mencium keningnya sambil terus mengucapkan Asma Allah. Aku beranjak bangun dari sujudku dan kembali melihat ibuku yang dari tadi masih terus menanggis melihat ayah terkulai lemas di ruang yang aneh itu. Kugendong andi yang masih tertidur. Ibu ada didalam, sedangkan Om dan tanteku dengan setia menunggu diluar ruangan, mengantisipasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Aku menghampiri Tante lina yang sudah dua malam menunggu dengan setia di rumah sakit ini. “sini andi biar tante aja yang gendong, kamu masuk kedalam dulu tenangkan ibumu” ujar tante. Aku tersenyum seraya berkata “ Aku gak baik-baik aja tante, biar andi aku yang gendong, tante istirahat dulu. Biar nanti kalau ada apa-apa aku hubungi tante”. Jawabku. Tante tersenyum seraya mengelus rambutku. Aku masuk kedalam dan melihat ibu yang terus menerus membisikkan asma Allah ketelinga ayah. Ketika aku masuk dan berada disampingnya, ibu langsung memelukku dan menangis sejadi-jadinya, membuat hatiku hancur dan rasanya aku ingin meledak menanggis didepannya juga, tapi aku sudah berjanji tidak akan menanggis didepannya, untuk meyakinkan bahwa ayah akan baik-baik saja. Kutenangkan ibuku yang semakin kacau, kuserahkan andi supaya ibu bisa leluasa mengendong andi anak kebanggannya itu. Aku menghubungi tante lina, agar ibu dibawa untuk istirahat sebentar. Aku duduk disamping ayah yang sedang tertidur pulas. Kupegang tanganya yang dingin, diam membatu. Kulihat wajahnya yang damai, senyumannya yang manis, serta rambutnya yang putih. Aah ayah kau memang inspirasiku. Aku bangga menjadi anakmu, bangga menjadi bagian dari keluarga kecil ini. Aku mulai berbicara dengan ayahku, meski ayah tak menjawab, tapi aku yakin ayah mendengar celotehku. “kau tahu ayah, minggu lalu aku lolos menjadi model majalah sampul, suatu prestasi yang sangat membuatku bangga, itu juga tak lepas berkat didikanmu ayah” aku bercerita tentang hari-hariku yang sangat mengasyikan disekolah. Dulu aku sering bercerita ketika ayah masih sehat, sungguh indah hidup ini. Adzan berkumandang, waktu isya telah masuk, setelah berwudhu aku bergumam kepada ayah “ Ayah mari kita sholat bersama, semoga ayah selalu dalam LindungNya” aku melaksanakan sholat disamping ayah. Sholat dengan perasaan hancur dan gundah. Firasat ini terus menari-nari dipikiranku. Memainkan perannya dalam pikiranku. Diakhir sujudku, aku mendengar ayah berbicara. Kini perasaanku semakin campur aduk kuselesaikan sholatku dan Allah Hu Akbar ayah kini sadar, sadar dari tidur panjangnya yang membuainya selama seminggu. Aku langsung berada disisinya, menanggis bahagia, karena Allah mengabulkan doaku. “Miko, apa yang kau lakukan sayang? Sini duduk disamping ayah” itulah kalimat pertama yang meluncur ketika ayahku sadar. Aku langsung memeluknya sambil menanggis mengucapkan ribuan syukur atas kasih sayang Allah yang telah mengabulkan doaku. Aku menelpon tante memberitaj=hu bahwa ayah telah sadar, ibu langsung naik dan memeluk ayah ketika tiba didalam ruangan. Dokter memeriksa keadaan ayah, kelihatannya ia bingung. Tapi sejurus kemudian ia mengatakan bahwa kondisi ayahku baik. Ibu sangat senang. Aku menangkap wajah sang dokter tadi. Maka aku mengekornya ketika keluar dari ruangan ayah. “Dok.. Dok..” aku memanggilnya. Ia berhenti lalu menyapaku. Aku bertanya perihal kesehatan ayahku tadi. Ia mengajakku ke dalam ruanganya. Ia menjelaskan sesuatu kepadaku. “ Saya benar-benar bingung, sebenarnya kondisi ayah miko sangat sudah tak mungkin lagi untuk sadar, pembengkakan hatinya sudah membuat seluruh organya lumpuh, makanya tadi saya sedikit bingung” jelasnya. Aku bergumam didalam hati “Ya Allah apa ini pertanda, bahwa ayahku akan segera pergi? Ya Allah semoga firasat ini adalah firasatku yang salah”. Sang dokter kembali berbicara kepadaku “Miko lebih baik sekarang kamu kembali ke ruangan ayahmu, saya takut ini adalah pertanda Yang Maha Kuasa untuk hal … ah sudahlah, lebih baik kamu segera kembali melihatnya” aku menuruti anjuranya. Aku melangkah dengan perasaan campur aduk, perasaan takut, perasaan yang benar-benar membuat hatiku gundah. Ketika tiba didalam, kulihat ayah sedang bermain dengan andi, ia tersenyum bahagia, tante dan omku juga tersenyum bahagia melihat tingkah mereka. aku lebih banyak diam, pikiranku terfokus pada satu titik penjelasan dokter tadi. Jam menujukkan pukul satu dini hari. Satu persatu mulai tertidur didalam ruangan ini. Tinggal aku, ibu dan tante saja. Tiba-tiba ayah bibir ayah berbicara dengan kata-kata yang hampir membuat jangtungku copot. “Ah aku lelah sekali, aku harus bersiap sekarang, sepertinya aku sudah dijemput” Jelasnya. Kami semua yang mendengar itu merinding bukan kepalang, ibuku yang spontan memeluk ayah menaggis. Sepertinya firasatku mendekati tanda-tanda kebenaran. ayah beranjak bangun untuk berwudhu, maka aku dan om aldi memabantunya. Tante lina mencoba menenangkan ibuku yang sepertinya sudah mulai yakin bahwa kata-kata ayah tadi pertanda sebentar lagi ia akan berangkat menghadap Sang Maha Kuasa. Selesai berwudhu ayah melakukkan sholat sunat, dan inilah puncak dari semuanya. Kaki ayah mulai dingin, dingin sekali aku sampai ngeri memegangnya. Ayah berbicara dengan kami semua.” Sudah Cukup jangan tangisi ayah terus menerus ibu, lihat miko ia tak menanggis sedikitpun” ibu terus menerus menganggis tanpa menghiraukan peringatan ayah. “lisa tolong jaga miko dan andi, berikan ia kebebasan dalam memilih cita-citanya, jangan biarkan mereka terbelenggu menjadi generasi yang tak berkembang, aldi jangan lupa tolong selesaikan surat-menyurat yang kita selesaikan bulan lalu, jatuhkan semuanya ke tangan miko, kini dialah penerus generasiku” tante lisa dan om aldi menggangguk setuju. Air mataku tak bisa ditahan, kini aku ikut menanggis, melihat detik-detik ayah dejemput oleh sang malaikat maut. Satu persatu kami memeluk ayah, ibu memeluk ayahku sambil terus menaggis terisak, tante lisa, dan om aldi. Kini giliranku kupeluk ayah yang tubuhnya semakin dingin membeku. “ingat miko rajinlah belajar, jangan sia-siakan umurmu yang muda ini” bisiknya, nafasnya kini mulai satu-satu. Aku memeluknya erat sambil mebalas bisikannya. “Aku berjanji sampai kapanpun, pendidikan tetap menjadi prioritas utamaku, pondasi kuatku untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Meski karirku kini menanjak, akan kuusahakan membagi waktuku. Itu janjiku”. Gumamku, Ayah tersenyum bahagia. Aku mundur dan melangkah kebelakang menjauh dari ayah. Ibu membisikkan asma Allah ditelinganya. Dan malam itu aku melihat langsung ayah pergi meninggalkan kami semua. Begitu cepat ayah meninggalkan kami semua. Aku menaggis dipelukan om aldi. Ibu memeluk ayah dengan erat sambil terus mengumandangkan kalimat-kalimat Allah. Tante lisa mencoba menenangkan ibuku yang kalut. Firasatku ternyata benar, kini ayah telah kembali ke sang pencipta, sang Maha Kuasa, Sang Maha Pencipta. Aku berdoa semoga ayah selalu dalam PangkuanNya. Pagi Ini menjadi pagi yang sangat dingin. Kini tubuh ayah terdiam kaku didalam ruangan ini. Sesosok pemimpin tangguh keluarga kami telah pergi meninggalkan kami semua, mengukir kenangan manis, mengajarkan makna kehidupan. Semoga ayah senang tiasa berada dialam sana. Kalimat terakhir aku ucapkan, Aku sayang Ayah..

Selasa, 16 Maret 2010

Aku Dan Keripik Buatan Emak

0 comments
Tulisan Ini Hanya Untuk mengisi kekosongan, sekalian aq ngeluarin ide dikepalaku yang uda dari tadi siank numpuk. cerita ini aku karang, tadi selepas aku pulang sholat isya Barusan. ketika dijalan aku ngeliat anak kecil sambil membawa kantong plastik berisi kerupuk yang digoreng yang uda dibungkus rapi. aku kasian, tapi imajinasiku langsung bermain dikepala. usul-punya usul dalam 15 menit siaplah cerita ini di otakku. Meski sedikit berbeda. imajinasiku yang membuatnya. kini tinggal aku tumpahkan saja cerita ini ke tulisan blog ini. mudah-mudahan bagus ya:)

***************************************************************************************
Hari Ini hari libur, tak biasanya aku duduk dirumah. pagi ini cahaya matahari bersinar terang sekali, membangunkan segenap umat manusia yang ingin melakukkan aktifitasnya. aku boncel. orang-orang menyebut namaku demikian. aku tak tau darimana asal usul nama itu. tapi memang dari kecil aku memiliki sedikit luka dikepala. walhasil terjadilah revolusi besar dengan namaku. aku masih masih bersekolah di tingkat pertama. hari ini hari libur. biasanya jam segini aku sudah berangkat ke sekolah. Tapi karena ini hari libur aku tetap bangun pagi, sekalian sholat subuh. pagi ini emak bangun lebih awal. sudah beberapa hari ini emak sakit. untuk berobat kami tak memiliki biaya. ayahku telah meninggal waktu usiaku menginjak 5 tahun. waktu itu ayah pergi bersama 2 orang yang tiba-tiba datang menjemputnya dirumah. padahal waktu itu emak sedang mengandung adik keduaku. malam itu ayah pergi, dan sampai hari ini ayah tak kunjung pulang. 2 minggu lamanya, akhirnya ayahku ditemukan diselokan sedah menjadi mayat. ah kejadian itu sudah cukup lama untuk diingat. sekarang intinya aku harus menatap masa depanku untuk membahagiakan Emakku. Sudah 2 hari emak tak berjualan kerupuk goreng karena sakit. aku tak diizinkannya untuk menjual gorengan-gorengan itu. emak berpendapat agar aku selalu sekolah, tak usah memikirkan bagaimana kita makan. maka dari itu ini kali pertamanya aku membantu emak berjualan. Jam menunjukkan pukul lima pagi. ayam-ayam berkokok membangunkan umat manusia yang masih terlelap terbuai mimpi. aku bangun dan langsung mengambil wudhu. dari belakang kulihat emak sedang menggoreng kerupuk untuk dijual. selesai sholat aku berdoa, semoga hari ini aku bisa membantu emak, dan membawa uang halal untuk mengobati emak. dan kututup doaku dengan sholawat. aku langsung beranjak kebelakang. dan membantu emak membukus kerupuk agar rapi dan bersih. hari ini biar aku yang menjualnya ya emak. Tanyaku. emak mengangguk. sungguh luar biasa wanita ini. dulu ia sangat cantik, kini wajah cantik dan ayu itu terusik oleh keriput yang mulai datang di rentan usianya. namun walau bagaimanapun bentuk rupanya, emak tetap emakku nomor 1 di dunia ini. setelah selesai, aku menyusun kerupuk emak. dan pagi ini aku siap menjualnya. Aku pamit, dan mengisi sarapanku, dengan nasi putih ditemani tempe gorengyang lezat buatan emal. aku menyalam tangan emak, dan meminta doanya, semoga rezeki hari ini banyak dan aku bisa membawa emak kerumah sakit. Jalanan sepi, namun panasnya kota hampir membuat kepalaku pusing. aku berjalan dari terus menerus, Menawarkan dengan siapa saja, agar mau membeli kerupukku. Cuaca semakin menjadi panas, membuat jalanan semakin sepi, karena orang-orang malas untuk berjalan keluar. aku duduk di pinggiran halte kota. dan melihat kerupuk emak yang masih tersusun rapi. tak satu pun aku menjual dagangan emak. Ya Allah beginilah pekerjaan emak sehari-hari. sungguh aku haru benar-benar menjadi orang sukses. panas semakin menadi, aku masih terus duduk melindungi diriku. namun tiba-tiba aku teringat emak yang sekarang sedang dirumah dengan adikku. ah kenapa aku duduk! gumamku. aku harus segera menjual kerupuk-kerupuk ini. aku kembali berjalan. lampu merah menjadi targetku. aku menawarkan dari satu mobil ke mobil yang lainnya. dari satu sepeda motor, sepeda bahkan tukang becak. tapi tak satupun diantara mereka tertarik dengan kerupuk buatan emak. aku kelelahan. aku kembali menunggu lampu merah selanjutnya. dan begtu seterusnya. sampai akhirnya adzan dhuhur menghentikan aktifitasku. kulepas semua penatku dengan berwudhu, dan aku sholat sembari berdoa dengan Allah. Memohon belas kasihannya. aku tak berhenti berputus asa, dan selalu berusaha. karena Allah selalu berada dengan orang-orang yang mau berusah. aku memegang prinsip itu. selesai sholat kurebahkan badanku di mesjid yang sejuk ini. menatap langit-langit yang kosong, dihiasi kaligrafi tulisan arab yang cantik. sungguh Maha Besar Allah Ini, Gumamku Dalam Hati. Aku kembali Bangkit dan kembali menggendong daganganku. aku berjalan terus menerus mengikuti arus orang ramai. matahari dengan setia membakar semangatku. kini cuaca semakin panas. aku merasa lapar, tapi teringat wajah emak yang kini sedang terbaring lemas. semangatku kini kembali membara. aku duduk di emperan jalanan. aku mulai berbicara sendiri memohon petunjuk Yang Maha Kuasa Dengan Kondisi Ini. Aku menghela Napas Panjang. Banyak Orang Lalu Lalang didepanku, mereka semua Cuek, Tak Mau Pedulu Sibuk Denga Urusannya Masing-masing. Kusederrkan Tubuhku Di dinding Toko Reot Yang tak berpenghuni ini. kutatap langit yang semakin senja. ah sungguh hari yang melelahkan. aku sangat sedih jika dagnaganku hari ini tak terjual sedikitpun. padahal aku tadi telah berjanji agar pulang membawa uang untuk emakku. Magrib Telah Tiba, Daganganku Masih Tak satu Pun terjual. Kini Semnagatku Mulai Hilang. Ya Allah, Apa Yang harus kulakukkan. Kini tak satupun Rezeki Yang Kuterima Hari Ini. Aku terduduk Lemas Dipintu Mesjid tempat aKu sholat Dhuhur Dan ashar Tadi. Adzan Magrib Berkumandang, Ah Kini Aku telah Dipanggil Untuk Sholat. kuletakkan Daganganku Dipintu Depan Masjid. Akupun Berwudhu seraya Berharap Semoag Rezeki Malam Ini lebih Baik Lagi. Kulakukkan sholat magrib dan isya denga khusyu. selesai sholat aku memohon dengan Penguasa Bumi agar Diberi Pentujuk Untu Mengobati Emakku. " Ya Allah, Padamu Aku Bersujud Dan Memohon Ampun. Aku Hanya Hambamu Yang Hidup Untuk Mengabdi DenganMu Allah. Izinkanlah Malam Ini Aku Memperoleh Rezeki Untuk Mengobati Ibuku" Aku bersujud Seraya Melanjutkan Harapanku. Smoga Allah Mengambulkan Doaku. Amin. Aku melangkah Keluar, Dan berniat Untuk kembali Menjual Daganganku, walaupun cuma Laku satu, alhamdulillah, setidaknya emak bisa membeli tempe untuk makan besok. Aku duduk Dan mengemasi Kerupuk emak. Ketika Hendak Melangkah, Seorang Bapak Menepuk Bahuku. Aku Terkejut. Aku langsung Bertanya. " Ada apa Pak" tanyaku. Bapak Itu tersenyum sembari berkata " ah Kebetilan Sekali, Istriku Mengadakan Sykuran Malam Ini, Tapi Dia Lupa Menggoreng kerupuk sebagai pelengkap Makanannya, Berapa Harga Satu Bungkus KerupukMu Anak Muda?" Tanya Bapak Itu. Aku menjawab Sekenanya, " 2 ribu sebungkus pak" Jawabku. Ia manggut-manggut. "baiklah Ini Uang Untukkmu, Aku Belii semua Kerupukmu, Sebelum Itu aku ucapkan Terima kasih ya, karena Kerupukmu, Istriku Bisa Melajutkan Acaranya" Ia Mengeluarkan 2 Lembar Uang Merah Seratusan. Aku Langsung Mengucapkan Terima Kasih. Aku melangkah Denga Perasaan Campur Aduk. Ya Allah Begitu Cepatnya Proses Engkau MemberiKu rezeki. Baru saja Aku memohon Dengamu, Dalam Hitungan Detik, Rezekiku langsung Tiba. Allah Hu Akbar, Allah Maha Besar. Aku bersujud Syukur. sungguh Maha Suci Allah Atas Segala KekuasaanNya. Tal sabar rasanya ingin segera pulang dan memberi tahu rezekiku ini. Emak besok kita akan ke dokter. Allah Mengabulkan Doamu Emak. Aku pulang Dengan Perasaan Senang dan Bersyulkur. Allah Hu Akbar. Allah Memang Maha Besar. Aku bersyukur Tiada Henti-hentinya. Dan malam itupun Dzikir Mengiringi Langkahku Pulang kerumah....

Minggu, 14 Maret 2010

Tunggu Aku Jogjakarta

0 comments

Waktu terus berjalan, seiring berputarnya bumi. hari-hariku pun sudah memasuki masa final, masa rehat dan masa istirahatku. ketika Aku harus meraih mimpi di kota orang, ketika aku harus belajat kultur masyrakat disana. sungguh pengalaman yang menakjubkkan. jogja menjadi kota tujuan terakhirku sepanjang perjalanan aku lulus sekolah. disinilah aku akan menggali ilmu, mencari teman baru, belajar kultur baru, juga menambah wawasanku. kota ini memang telah menjadi tujuan utama keluargaku untuk bersekolah. semuanya menempah ilmu dikota ini. kini semuanya telah suksess meraih karirnya masing-masing. tinggalah diriku yang akan mengabdi di kota gudeg ini. Jika Aku Menghitung Hari , hanya Sedikit Lagi Waktuku Berada Disini. Jadi Kini Saatnya Aku segera Bersiap Diri. Sungguh Jogja Membuatku Benar-benar Jatuh Cinta. Aku Cinta Budayanya, Aku cinta Orang-orangnya. RaMah Bukan Kepalang. Membayangkannya Hampir Membuatku Gila. Tapi Biarlah Saat Itu tiba Sendiri Pada Waktunya. Aku akan Mengucapkan Selamat Tinggal Dengan Orang-orang Yang Kusayngi. Aku akan Melambaikan Tangan Untuk Orang-orang Yang selama ini selalu bersamaku, mengisi hari-hariku. Ah tak sabarnya Segera Mencicipi Budanya, Universitasnya Juga Makanannya. Aku Cinta Jogja. Tak Lupa Aku akan Mengunjungi Saudara-saudaraKu Di soLo. Sungguh Menakjubkan. Aku akan Berjumpa dengan Kau Tau Siapa? Hahaha sahabat Perempuanku Yang Lebih Dulu Telah berguru Disana. Aku sudah Terpisah dengannya Sejak Tamat Sekolah. Sekarang aKu akan Berteriak. " Heii Raih Tanganku, kita Akan Mulai Ini Dari Awal Lagi:)" tunggu Aku Ya, Tunggu Aku disana. Tak sabar Berjumpa Sahabat=sahabatku Yang sudah Menunggu diSana. Tak sabar Inginsegera Berjumpa Dengan Seluruh Saudara-saudaraku disana. Kini Aku Akan Menghitung Mundur Sisa Waktuku. Semoga Allah Melindungi Langkah Terbaikku Kesana. Aku Berjanji Akan MembuatMu Bangga Wahai Mama, aku berjanji Akan Membuatku Bahagia Wahai Papa. Semua Keluargaku. Doakan Aku semoga Selalu Baik-baik saja disana. Tunggu Aku Jogjakarta, Aku akan Segera Datang dan MempelajariMu. I LOVE JOGJAKARTA....

Sabtu, 13 Maret 2010

TulisanKu Merubah Dunia

0 comments

Aku kembali mencoret Blog ini, Menulisnya dan Merangkai kata demi kata. Aku didera Rasa bosan yang luar biasa ekstrim. Ketika satu harian ini aku hanya duduk di depan layar laptop dan menulis, Menulis dan menulis. Sebenarnya bukan masalah aku bosan menulis, melainkan satu hari ini aku habiskan waktu hanya dirumah saja. BadanKu pun seperti nya Mulai memberontak, Mulai bereaksi, mulai tak setuju dengan aktiftasku yang seharian kulakukkan ini. Suhu tubuhku meningkat, kepalaku puyeng, aku diserang syndrome demam. Inilah bentuk perlawanan tubuhku, jika ia tak suka dengan kegiatan yang kulakukkan. Aku tetap Memaksa. Toh daripada Aku Hanya Duduk Diam, Bengong Dan membisu Tak jelas, Lebih Baik Kuhabiskan Dengan menulis. Apa yang hendak Kubagikan Malam Ini Hahaha.. Akupun Bingung, Karena Seharian Kerjaanku Hanya Menulis Blog Kesayangan ini saja. Aku berfikir, Hari-hariku Disini Semakin Lama Semakin MeMbosankan Saja. Aku hanya Menjalani Aktifitas Yang Itu-itu saja. Sungguh Telah Mencapai Tingkat Kejenuhan Yang sangat Akut. Terbesit Pikiran Untuk Mencari Hiburan Untuk menenangkan Otak. Tapi Aku Tak Mau Mengulang Kejadian Itu, Cukup Sekali Saja Aku BerTandang Disitu, Tapi Dilain Waktu Aku Akan datang Lagi, selepas Ujian Ini Berakhir Tempat Itu Membuat Pikiran Segenap Masalah Terlupakan, Namun Disisi Lain Aku Benci Situasinya. Teralalu pengap Dan Liar, sehingga Membuat Semua Umat yang berada disitu akan segera berfikir untuk lari. Mungkin itu hanya perasaanku saja. Bagi mereka mungkin tempat seperti itu memberikan kesan yang eksotis untuk memulai, mencari hiburan dan mangsa baru, sungguh Gila Dunia Ini. Malam Ini Cuaca Sedikit Lebih baik Daripada Malam sebelumnya. Kota Ini Bagaikan Kota Yang telah Dilaknat Tuhan Akibat tingkah laku Umatnya. Panasnya Bisa Membuat OtakMu mendidih, Emosi Mu Pun Tak terkendali. Namun Apa Yang Mau dikata, Ini Semua Memang Harus Terjadi, Dan Harus kita Alami. Kapan ini berakhir? Tak ada yang tau jawaban itu. Semuanya Gelap, Gelap Dengan Pemikiran Akan siklus Dunia, Gelap Dengan Ilmu Pengetahuan. Semuanya Sibuk Dengan Aksi Masing-masing. Berlomba Bergumul Mengumpulkan Dosa, Berlomba Mencari Kesalahan Orang Lain, Berlomba Mengadu domba Antara Satu dengan yang lain. Lelah Melihat Semua Aktifitas Buruk Itu. Aku Juga termasuk Umat Diantara Mereka Smua. Aku juga termasuk Umat Yang Tersesat Yang sedang Mencari Jati Diriku. Aku Bagaikan Selembar Daun Yang terbawa Arus, Terus Terbawa Tak Pernah Tahu Dimana Akan berhenti. Ketika Air Mengering Disitulah Aku berhenti, Dan Itu Kugambarkan Ketika Dunia Ini Mencapai Klimaksnya Yaitu Kiamat. Melihat Kota ini MembuatKu semakin Muak Berada Disini. Aku ingin segera Pergi Dari sini. Muak Dengan Segalanya, Muak Dengan Tingkah Lakunya, Muak dengan Aksi Brutalnya.Wajahnya Kini Tercoreng, Tercoreng Dengan Segala Carut Marut Umatnya Yang selalu ingin meraih Kekuasaan, Meraih Kesenangan Tanpa Memikirkan Apa Tujuan Dan Orang-orang disekelilingnya Yang lebih Membutuhkan. Aku Diam, Diam Tak Mau Tau, Tak Mau Mendengar Bahkan Tak Mau berkomentar. Aku hanya Melihat,Melihat, Dan Melihat. Aku Tak Mau tau Akan Kebrutalan Kota Ini. Bosand Dengan Tingkah Lakunya Yang tak Pernah Mau berubah. Kota Ini Bisa Membuatmu Menjadi Pribadi Yang Sangat Bangsat. Jika Kau Anak Baik-baik, Maka Bila Kau berada disini, Kau Akan segera bergabung Menjadi Hantu-hantu kota, dan pencari kepuasaan sesaat. Itu tidak terjadi bila kau pintar menjaga diri disini. Aku Pun Tak Tau Lagi Harus Menuliskan Apa Lagi disini. Mungkin Aku Sekarang Jadi Gila, Gila Dengan Semua Tulisan-tulisanku. Obsesi Menjadi Penulis Yang Tak Tercapai. Hahaha.. Tak Harus Juga Aku menjadi penulis, Toh Biarkan Aku Terus Menulis demi Memuaskan Nafsu Bangsatku Untuk menulis, Dan terus menulis. Tingkat Kegilaanku Menulis Telah Menjadi Syndrome Parah Yang telah TertanaM Sejak Kecil. Waktu Kecil Ikutan Lomba Puisi, Namun Karena Aku menaggis Aku gagal Meraih Piala yang seharusnya memang dipersiapkan untukku. (Terlalu Kepedean:) Aku mencintaii sastra, mencintaii bahasa, Namun Sulit Mengaplikasinya. Tapi Pada Akhirnya Suatu Saat Tulisanku Harus Bisa Merubah Dunia. Itu Janjiku… (Eza )

Ketika Nyawa Terpisah Dari Tubuhku

0 comments

::Catatan Perjalan Anak Manusia Sebelum Akhirnya Ia Pergi Menghadap Yang Maha Kuasa, Dia Akan Selalu Menjadi Sahabat TerbaikKu selamanya….::

Langkahku Masih Kuat Untuk Menopang Tubuhku Yang Tak seberapa ini. Aku Masih Berjalan, Aku Masih bisa melakukkan banyak hal. Aku tak mau menyia-nyiakan waktu terbaikku sebelum aku pergi menghadapNya. Kulakukkan Apapun yang aku inginkan. Aku suka Ice cream, maka hari ini aku membelinya berulang kali, merasakan enaknya rasa coklat, menikmati setiap sentuhan segar dari es tersebut. Aku kembali berjalan dan berjalan, melihat apa yang bisa kuliat, memegang apa yang pantas kupegang. Aku suka menonton, maka hari itu kumaksimalkan untuk masuk 3 theather , yang saling bergantian. Mulai dari Film Action, Horror Dan Fantasy. Sungguh Indah Hari ini, sungguh Menyenangkan Hari ini. Aku tak mau menyiakan hari ini. Belum tentu besok aku bisa seperti ini. Aku suka membeli buku, maka hari ini aku memuaskan Hasrat untuk membeli Buku. Belanjaan semakin banyak. Aku ingat aku suka Jam Tangan, maka aku pun langsung Membeli Jam Tangan kesayanganku Alexander Christie. Semuanya Sudah Lengkap. Ahh Puas Rasanya Aku Bisa Melakukkan Hal Ini. Aku Duduk Karena Kelelahan. Menatap Ke Langit-langit , Melihat Hiasan Bintang Berkedip Dengan Indahnya. Tempat Ini Begitu Besar. Bangunannya Tangguh 4 Lantai, Siapa Yang Membuatnya Ya? Ah pertanyaan Bodoh, Jika Aku Bertanya Pun, Pasti tak ada Yang Menjawab, Maka aku Pun Melupakannya. Aku pulang Dengan Rasa Bahagia, Puas Dan Senang. Hari Ini hari terbaikku Sepanjang Masa, Melampiaskan Hobiku Yang Sangat Aneh. Malam Ini Kucurahkan Semuanya Di Blog Ini. Kuceritakan Semua Apa Yang terjadi Hari Ini. Kurasakan Keindahan Alam Ini, Kunikmati Tiap Detik Waktu yang DiberikanNya, Kuamalkan Setiap Langkahku Untuk Kebaikan. Ah Belanjaan Ini Terlalu Banyak Untuk Kugunakan Sendiri. Aku membeli Baju Kaos Banyak Sekali, Baju Kemeja Juga Celana. Mau Kuapakan Ini? Ah ini karena Nafsuku Begitu Besar, sehingga Jadi Mubazir Seperti Ini. Ah sudahlah Aku Akan Menghubungi Temanku, supaya Besok Ia antarkan Ke suatu Tempat. Aku Pun Tidur. Malam Semakin Larut, Aku Gelisah, Karena Bermimpi Aneh, Aku Terbangun. Maka Aku Langsung Sujud Melakukkan Sholat Tahajud. Aku Berdoa Semoga Semua Ini Baik-baik saja. Selesai Sholat. Kunyalakan Laptopku, dan aku mulai menulis melanjutkan bait demi bait untuk merampungkan catatan ini. Akhirnya aku tak sanggup lagi. Malam itu kuhubungi Bimo Sahabatku, Agar Besok Ia datang dan mengambil baju-bajuku untuk diantarkan Ke tempat Tujuan itu. Ia bertanya “ Akan kuatar Kemana?” Aku tak menjawab, kukatakan saja, besok ada sebuah catatan, tolong kau antarkan dan jangan lupan lanjutkan ccerita ini. Akupun menutup panggilan itu. Fajar Telah Datang menghampiri, Subuh Telah Datang, saatnya Melakukkan Sholat Wajib. Aku Berdoa, Dan aku menutup dengan sholawat. Aku merebahkan Badanku, dan memikirkan Mimpi Aneh Itu, Ah Mungkin Itu memang Benar, Maka Aku persiapkan Diriku. Aku berwudhu, dan kembali tidur Diatas Kasurku. Kepalaku Sakit, Rasanya Mau Pecah. Kupejamkan mata. Dan pada saat itu aku benar-benar seperti berada dialam bawah sadar, aku berbicara dengan anggota tubuhku. Masing-masing dari mereka memohon izin dariku agar tetap tenang aku mengangguk. Dari kejauhan Kulihat Ada cahaya terang, tapi aku tak tahu itu siapa, maka aku hanya diam saja. Ada Yang aneh didiriku, Aku merasakan Mati rasa Diarea Kedua Kakiku, namun aku berusaha tetap tenang saja. Dan pada saat bersamaan Bagian Badanku Total Kaku, dan Tak merasakan Apa-apa, Semuanya Jadi Dingin Dan Berhenti Bekerja. Apa Yang terjadi? Bukankah Aku hanya Tertidur saja. Aku mendengar Lantunan Ayat-ayat suci yang bergema, namun aku tak bisa membuka Mataku. Aku diam Diposisiku. Akhirnya InilahPuncak Dari Tidur Singkatku. Ketika Nyawa Ku Hendak Pergi Dari Ragaku, Aku mendegar Jelas, Bahwa Ia Berpamitan Denganku, dan entah Bagaimana aku Bisa dengan Tenang Menjawab. “Wahai Hidung, Mulut, Mata, Telinga dan Lidah, Aku Izin Pamit Untuk Kembali KepangkuaNya, Maka Dari itu Izinkanlah Aku Keluar” Semuanya Setuju. Aku Tak Merasakan Apa-apa Ketika Aku Pergi Meninggalkan Ragaku. Kini Ragaku Telah Diam Membisu Di Atas tempat Tidur Kesayangaku. Maka Disitulah Aku Baru Bisa Melihat Ternyata Banyak Orang Disekelilingku Yang sedang Memberiku semangat dengan membacakan lantunan Ayat-Ayat Al-Qur’an. Sekarang Aku Tau, Kini Aku Telah Pergi Dari Alam Ini. Dan Aku tahu siapa Cahaya Putih Yang bersinar Tadi. DiaLah Malaikatku. Kini Aku Bersamanya, Pergi Menghadap Sang Maha Kuasa. Aku Meninggalkan Mereka Semua, Mereka Yang sayang Denganku, Maka Aku Tak sempat Berpamitan. Aku semakin jauh, terus jauh dan mereka semua hilang dari pandanganku dan kini aku berada di tempat yang asing. Terima Kasih untuk semuanya. Aku Meneteskan Air Mata Ketika Harus Menulis Catatan Ini, Dia Telah Pergi, Namun Catatan Ini Harus Aku selesaikan, Aku Telah Berjanji Dengannya. Aku Menangis Sejadi-jadinya, Mengingat Kenangan-kenangan Manisnya. Janjiku Sudah Tuntas, Aku telah Menyelesaikan Catatan Ini. Catatan yang memilukan Ini, Catatan yang hampir membuat Aku terus Larut dalam kesedihan. Hasil Diangnosa Dokter, ia Mengalami Pecah Pendarahan Otak. Aku tertunduk Lemas Ketika Melihat Amplop itu terselip Diantara Buku-buku Kesayangannya. Ia tak pernah bercerita tentang penyakitnya.Dan aku baru tau, inilah rahasia terbesar yang selalu ia simpan. Ia selalu tersenyum meski sedang ada masalah sekalipun, ia tetap tetawa meski penyakit telah menggerogoti tubuhnya. Aku bangkit Dan Menggantar Baju-baju ini keSuatu tempat yang alamatnya tertera dicatatan itu, kau tau dimana? Aku harus mengatar baju ini ke panti asuhan. Kamar Ini Menjadi Kenangan Manis Selama Aku bersahabat dengannya. Semuanya Masih tetata Dengan rapi meski ia telah pergi 2 minggu yang lalu. Semua benda kesayangannya masih tersusun rapi. Kungenggam jam tangan kesayangannya, lalu kuletakkan kembali diposisi semula. Kumatikan laptop, aku pun melangkah keluar, kutup pintu kamarnya, kini aku relakan ia pergi. Meski kenangan itu masih jelas membekas dalam pikiranku. Aku hanya Ingin Bilang. Sampai Kapanpun Kau Tetap Sahabatku Dido… (Eza Az Thebez Strontian)

Jumat, 12 Maret 2010

Aku Dan Malaikat

0 comments

Hidup memang slalu berjalan sesuai aturan, namun terkadang terlintas pikiran untuk melanggar beberapa aturan. aku yakin itu. terlalu lelah hidup jika dipenuhi dengan aturan yang berlaku, bahkan sangking lelah dan jenuhnya, banyak orang yang berani melakukkan beberapa hal untuk memuaskan nafsu sesaat namun terjerumus kepelosok bagaikan batu yang terjatuh di jurang yang dalam, gelap, sepi dan dingin. Jalanin hidup sesuai kodratnya Masing-masing. Nikmati hidup dengan sebaik-baiknya. jangan menegeluh apa yang telah diberikan Yang Maha Kuasa Untukkmu. Bahkan banyak orang yang tak seberuntung dirimu. Banyak orang yang diluar sana, harus hidup dalam belenggu ketakutan, bahkan cekraman yang menurut mereka membahayakan dirinya. Dalam Hariku-hariku, Aku selalu yakin bahwa Allah selalu berada disiku juga kedua malaikat yang dengan setia berada di sampingku. untuk mencatat segala amal yang kulakukkan. Aku semakin Berfikir dan bertanya. Wahai Malaikat Bagaimana Bentuk Dan rupamu Itu! Jika diberikan kesempatan, Aku akan Dengan Senang hati berjumpa Dengamu Malaikat. Aku tahu kau memegang tugas penting didunia ini. membagi rezeki, mencatat amal manusia, mengatur lalu lintas dunia, dan masih banyak lagi. namun sepertinya sangat tipis harapan aku bisa berjumpa dengan Malaikat. karena aku adalah manusia, Manusia yang dr dulu sebelum penciptaannya sudah diCap sebagai Perusak lingkungan, Pembangkang, Pembuat Onar dan Masih Banyak lagi. Bahkan Aku tak memungkiri itu. Aku juga tau, Sebelum Manusia Diciptakan, malaikat pernah bertanya Pada Yang Maha Kuasa, "Mengapa Engkau Menciptkan Manusia Yang selalu Memiliki Tabiat Merusak". Tanya Malaikat. Aku tak Tahu Allah Menjawab Apa, Tapi jelas, Semua Manusia Dibumi Ini Tahu sejarah Itu. Aku dan Malaikat Selalu Berdampingan. Aku Tahu Malaikat Dengan Setia Berada Dikedua SisiKu, MembantuKu, Mencatat AmalKu, Juga Memberiku Petunjuk Melalui Kata Hati Mana Yang Baik Dan Buruk. Bumi Terus berputar pada porosnya, kehidupan dunia juga terus berputar, memainkan dimensi waktu, berjalan mengikuti alur waktu dengan teknologi yang canggih. Aku disini, Aku berada Di Dunia Ini, Tercipta Sebagai Seorang Manusia Dari Ribuan Manusia Lainnya. Aku dianggap Pemenang, Aku dianggap Tangguh, Karena Aku bisa hadir Dan menghirup Udara Ini, Mengalahkan Saudara-saudaraku yang waktu itu sama-sama Menembus Rahim Kehidupan. Kini Aku Berdiri Tegak disini, Menata Hidupku yang Kacau, Bak Kapal Yang Karam Ditendang Ombak Yang Marah. Aku disini Berdiri Menatap Hari esok, terus Menunggu Kejadian2 Baru Yang bisa Merubah Hidupku. Aku merasakan Indahnya Alam Ini, Mendengar Suara Alam, Mencicipi Udara Yang diberikan Secara Cuma2 Oleh Allah, Juga Memanfaatkan Cahaya Sang Surya Yang dengan ihlas hadir setiap hari menyinari bumi ini. aku terus berjalan dan berjalan, Mengarungi Dimensi Waktu, Memutar Balikkan Fakta, Membuka Wawasan Baru, Mencari Jati Diri Yang tenggelam Dibawah Samudra, Mengambil Angan Juga Mimpiku. waktu berubah, musim berganti, mereka datang, mereka pergi. aku kini tersesat disegerombolan orang-orang yang sedang sibuk dan asik larut dengan hiburan dunia. aku menerobos tapi langkahku terhambat, terhambat dengan untaian, belaian manja dunia, indahnya tipu muslihat kehidupan. Aku tercabik, tubuhku remuk, jiwaku terancam. kini aku mengharap bantuan Kedua Malaikatku. Malaikat, Mainkan Kata Hatiku, Agar Aku Bisa Menerobos Dimensi Waktu ini. Aku Mentap Langit Yang Diam Membisu Disana. Menatap Laut Yang Bergemuruh Dihantam Ombak-ombak Besar, Menatap Alam yang diam Seakan Tak Mau Ikut Campur Urusanku. Langkahku Tertatih, Aku Linglung. Hanya Malaikatku Yang Bisa Membantu Kehidupanku. Memainkan Hatiku, Membisikkan Ssesuatu Ketelingaku. Aku Ingin Berjumpa DenganMu Wahai Malaikat, Ingin Merasakan Kebaikanmu, Ingin Melihat Bagaimana Bentuk Dan Rupamu. Anganku Selalu Tersimpan Rapi sampai akhirnya Aku bisa Berjumpa Denganmu Wahai Malaikatku. Mimpi Ku Selalu Tertata Rapi, Demi Meraih Anganku, Maka Bantulah Aku wahai Malaikat, Lindungi Langkahku, Ajarkan Aku, Juga Bisikan Ssuatu Yang baik Sehingga Aku Bisa Mencapai Jalan Itu Dengan Kepuasan Yang Luar Biasa. Langkahku Akan Kuat Jika Kedua Malaikatku Berada Disiku. Aku sayang Malaikatku

Kamis, 11 Maret 2010

Dilema

0 comments
::Selamat Pagi BloggKu:: Aku Bingung, Ketika Aku harus memilih, ketika aku harus menentukan masa depanku, masa dimana aku meraih segalanya untuk menempuh kehidupan yang lebih baik lagi. Aku didera Perasaan Yang luar biasa bingung. bingung untuk meraih cita-citaku, bingung untuk mewujudkan janji-janjiku, bingung untuk mercapai klimaks pencapaianku. semua tercampur menjadi satu, berbaur menjadi satu, terpadu menjadi dua angan yang saling bersampingan. dilema akan suatu hal yang tak pasti, harus bersaing dikejamnya dunia ini, harus berkompetisi di dunia ini, meski mengeluarkan darah sekalipun. langit luas, awan yang putih, cahaya matahari yang sinarnya selalu ikhlas datang menyinari bumi ini. mereka berjalan sesuai aturan yang telah ditentukan. kini aku terpojok disudut gelap dan sunyi ini. terpojok berharap secercah harapan datang mengahampiri diriku untuk menghilangkan perasaan dilemaku. aku bermimpi ketika aku berhasil meraih semua itu, meraih citaku, meraih anganku, maka aku sangat bahagia dan bersyukur kepadaNya. Sungguh Butuh perjuangan yang tak musah untuk meraih itu semua. butuh kekuatan, tahan banting juga ambisi normal serta ketabahan yang ihklas. Allah selalu hadir membantu umatnya yang mau berusaha. aku yakin itu. well meraih mimpi memang butuh perjuangan. jika hanya duduk dan berharap, maka mimpi itu hanyalah fiktif belaka. sekarang iia sedang menunggumu agar bisa meraih mimpi itu. ia telah menunggumu. Oh Tuhan sungguh luar biasa alamMu ini, sungguh Indah CiptaanMu ini. semua Tertata Dengan Aturan Yang Jelas. Membuat Seluruh Manusia Berlutut MenyembahMu. Ah Rasanya Perasaan Dilema Itu Telah Pergi, Pergi Mencarai Mangsa Baru, Sekarang Yang Kurasakaan Hayalah, Merasa Senang Karena Allah Tuhan Maha Kuasa Masih Mau Memberiku Kesempatan Meraih Mimpiku, mencapai Citaku, Mencicip Anganku, Membahagiakan Orang Tuaku., Juga Berbagi Dengan Orang-orang Disekitarku. Kuasa Allah Memang Sangat Besar. Dunia Sambutlah Aku, Tunggulah Aku, Raihlah Tanganku, aku berjanji akan Meraih Semua Itu. Promise It..

Senin, 08 Maret 2010

Kembali Menulis, dan Bercerita

0 comments
-Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis-

Aku menemukan Makna Terasik Dari Kalimat diatas. Untaian Kalimat Sederhana Bermakna Dalam, Jika Aku Mau menyelaminya. Hi Blog, Aku Bahkan Sampai Lupa Menyapamu, Menyapa Bagaimana Kabarmu, Menyapa Bagaimana Kehidupanmu. Well Hariku Sungguh Melelahkan Akhir-akhir ini. Aku kembali menulis di blog ini, blog kesayanganku, blog kekasihku yang tak terpisahkan, Hahah Sedkit berlebihan. Perutku kerocongan, padahal hari ini aku telah memasukkan berbagai macam makanan ke perutku, namun sepertinya cacingku ini tak bia diajak kompromi. cuaca di medan sungguh mengerikan, aku terpanggang, suhu meningkat, ulah manusia yang tak Mau menjaga lingkungan. termasuk diriku sobat. panasnya udara membuat segenap manusia di sini, mengalami beberapa macam syndrome aneh, yang memaksa mereka membuat hal-hal aneh, nongkrong di mall, mendinginkan diri, bahkan berenang hingga dini hari. hmmmm..... Aku Juga Merasakan Apa yang dirasakan seluruh penghuni kota Metropolitan ini. Huft Apapun itu, kota ini telah berubah menjadi replika timur tengah, negara gurun, negara panas, negara penuh debu-debu, bahkan tingkat suhu panasnya bisa melelehkan otakmu. Fatamorgana Kehidupan Tercemin Jelas Dari Tingkah Laku yang kita lakukan. sebenarnya aku tak tau harus menulis apa di blog ini, namun demi memenuhi hasrat ingin menulis, menulis dengan bahasa rancu, terkadang ambigu, mau tak mau aku harus menulis, demi hasrat terpendamku itu. Alunan musik yang kupasang semakin membakar birahiku untuk terus menulis, melampiaskan nafsu bercintaku dengan tuisan, bukanya itu bagus? aku melakukkan tindakan positif. daripada aku harus benar2 bercinta dengan seorang gadis, lebih baik aku bercinta dengan tulisanku, hahah lebih aman, safety dan mencapai klimaks yang sangat nikmat:) "Heii Baby Mr.Cold." Musik yang menemaniku menulis malam ini. musik bagus yang diberikan oleh adik Terbaikku, anugrah tuhan, Anugrah Allah, Kau Tau,? Namanya Grace, Anaknya Imut, Lucu, Pinter Dan kreaktif;) Thanks 4 Songnya Ya aDeqqKuwh. Aku Menikmati tiap cicipan, Titisan kehidupan ini. Hari Ini Aku mengalami berbagai hal baru. Berselisih dengan sahabat, namun telah kelar, bercerita masalah pribadi, samapi akhirnya aku diledek dan dilecehkan, hahah tetap menjadi pembicaraan terasyik hari ini. Lawan bicaraku hari ini, adalah Hendra Dan Ika. ika Adikku Juga, anaknya Rame, Ramah, Apa Adanya. Takar Lebih hancur yang kuperkirakan, hahah. Sore Hari aku berjumpa Mama, Biasa aku menyebutnya. bukan Mama Kandungku melainkan, seperti permainan Rumah tanggaan, Lucu ah, Rini Namnay.. iia yang menemani hidupku, tanpa status, tanpa ikatan. semua hanya skenario. juga adit yang hari ini sebenarnya aku sedang malas berbicara. namun aku juga tak boleh seperti itu, lagipula dia tak salah, apa sebabnya aku mendiamnkannya.? tapi semua masalah sudah kelar hari ini. Are sure Eza? Jiah Kok nanya kau Blog ? Wah uda bisa melawan ya dirimu! ingat ini tuanmu, jangan macam-macam dirimuh, hahahah Gila Mode ON. Tapi apapun itu, biarlah hari ini menjadi misteri baru dalam hidupku, hidup diperjalanan pencarian jati diriku. lapar nih, aku udahi yah, thanks Blogg..