Pages

Rabu, 04 Mei 2011

Pressure

"Let me whisper in your ear, before I'm leaving you"


Tersudut disini dan tersesat tanpa ada arah yang jelas. Terduduk di pojok yang sangat gelap, hingga sang surya pun tidak bisa menembus celah-celah yang ada. Menangis di dalam kegelapan, tersenyum di balik kepalsuan. Langkah ini hampa, tanpa ada sesuatu yang mengisinya. Ruang ini sunyi, tak satupun suara jangkrik mengisinya. Aku ingin menangis, meski tidak mengerti kenapa aku benar-benar ingin menangis! menjadi semakin tertekan, tersudut di pojok sudut ini. Mereka tidak mengerti, dan tidak mau mengerti! meskipun wajah ini berusaha sekuat tenaga menjadi apa adanya. Aku tertawa di dalam kesedihan diriku sendiri, aku tertawa dalam masalah-ku sendiri. Mereka meninggalkanku, tanpa sudi kembali merangkul-ku. Aku terpojok disini! kesalahan ini telah membuat semuanya berubah. Aneh, dan benar-benar terjadi. aku tersudut!

Lihatlah diriku ini! mungkin memang tidak berati apa-apa. satu per satu dari mereka pergi dan hilang dari pandangan-ku. Meskipun terlihat dekat, tapi mungkin saja, suatu saat mereka akan benar-benar meninggalkanku. Tanpa alasan yang jelas, akhirnya hanya diriku sendiri yang akan bertanya "Apa salahku ? "

Bukan ini yang aku inginkan! terkadang aku terlalu Egois, sehingga mereka tidak bisa mengartikan, bahwa itu adalah sikap alami-ku. Mereka terlalu cepat melihat dan menilaiku. Disini aku hanya berdiri sendiri, tanpa sinar, tanpa suara, dan tanpa apapun. Haruskah aku mengulang ini semua? adakah diantara mereka yang benar-benar Ikhlas untuk menerima apa adanya?

'Aku masih disini" aku belum pergi meninggalkan ini semua. Aku ingin. jika tiba saatnya aku benar-benar pergi dari dunia ini, Mudahkan Lisan-ku mengucapkan Nama-Mu, agar aku bisa tenang menikmati tidur panjang-ku. Biarlah Tanggis mengiringi perjalanan-ku untuk selama-lamanya. Biarlah duka menghampiri mereka semua. Meskipun sudah terlambat untuk berkata "Maaf"

Hidup-ku hanya kudedikasikan untuk orang-orang yang menyayangi-ku. Mama, sebagai Inspirasiku, Papa sebagai panutan hidup-ku, Kakak, sebagai sahabat dikala suka dan duka, dan keluarga yang sayang dengan kehadiran-ku. Sahabat, yang selalu rela memberikan bahu-nya dikala aku ingin menangis, Melengkapi kekurangan-ku, saling mengisi satu sama lain. Menangis bersama, tertawa bersama, sukses bersama. Hidup-ku berati berkat mereka semua. Berwarna disaat mata telah kehilangan penglihatan, tetap tumbuh disaat tanah kering tanpa air. Bisik-kan sesuatu di telinga-ku, ketika maut menjemput-ku, bisik-kan kenangan tentang kita, sehingga ketika nyawa terpisah dari raga-ku, aku akan meninggalkan senyuman dan tangisan bahagia. Dan akhirnya, aku akan menghadap sang kuasa, melihat kalian semua menangis ataupun tertawa.

0 comments:

Posting Komentar

don't talk empty talk! that's my role!